BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
bagi anak tunadaksa termasuk dalam kategori pendidikan khusus, hal ini karena
dalam penyelenggaraan pendidikan memang terdapat kekhususan-kekhususan tertentu
dibandingkan dengan pendidikan bagi anak normal. Kekhususan itu termasuk dalam
hal kurikulum, guru, siswa, fasilitas maupun struktur penyelenggaraan
pendidikan.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan bagi anak tunadaksa, diperlukan tersedianya
informasi data yang tepat yang berhubungan dengan kondisi anak, riwayat
pertumbuhan dan perkembangan, riwayat pendidikan, riwayat kesehatan, dan pola
hubungan anak dengan orangtua dan saudara serta lingkungan dimana anak
tunadaksa dibesarkan.
Informasi
tentang kondisi anak, termasuk didalamnya kondisi fisik maupun psikhis, yang
berhubungan dengan kemampuan dan ketidakmampuan anak pada saat anak usia
prasekolah, saat mengikuti pendidikan dan selama proses pendidikannya.
Untuk
dapat menyediakan informasi yang tepat tentang berbagai hal, maka diperlukan
suatu asesmen, khususnya bagi anak tunadaksa.
B.
Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah antara lain sebagai berikut:
1. Apa
hakekat asesmen anak tunadaksa?
2. Apa
tujuan dan arah asesmen anak tunadaksa?
3. Dimanakah
biasanya asesmen dilaksanakan?
4. Tekhik
apa saja yang digunakan dalam melaksanakan asesmen?
5. Bagaimana
hasil asesmen anak tunadaksa di lapangan?
6. Apa
saja kebutuhan anak tunadaksa berdasarkan hasil asesmen?
C.
Tujuan
Berdsarkan permasalahan yang diuraikan di
atas maka tujuan penyusunan makalah ini adalah antara lain untk mengetahui:
1. Hakekat
asesmen anak tunadaksa
2. Tujuan
dan arah asesmen anak tunadaksa
3. Tempat
pelaksanaan asesmen
4. Tekhik
yang digunakan dalam melaksanakan asesmen
5. Hasil
asesmen anak tunadaksa di lapangan
6. Kebutuhan
anak tunadaksa berdasarkan hasil asesmen
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Asesmen Anak Tunadaksa
Ronald
L. Taylor. 1984 (choiri, 1995) yang dimaksud dengan asesmen adalah proses
pengumpulan informasi/data tentang penampilan individu yang relevan untuk pembuatan
keputusan. Baik yang dilakukan oleh guru umum, guru pendidikan khusus, psikolog
pendidikan,spesialis, terapis dan personal lain yang berkepentingan dengan
program pendidikan anak. Aplikasi dari defenisi tersebut dalam pendidikan bagi
anak tunadaksa bahwa semua kegiatan yang bermaksud untuk memperoleh informasi
tentang anak tunadaksa yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan yang
berhubungan dengan program pendidikan dan rehabilitasi anak, termasuk kegiatan
asesmen.
Menurt
Ronald T. Taylor (Choiri, 1995) program-program di bidang pendidikan yang
memerlukan informasi dan harus disediakan melalui kegiatan asesmen adalah:
1. Identitas
anak
2. Program
dan strategi pembelajaran
3. Tingkat
kemampuan dan kebutuhan pendidikan anak
4. Klasifikasi
dan program-program penempatan anak
5. Perencanaan
pengajaran individual.
Namun dalam hal ini akan dibahas mengenai
asesmen tingkat kemampuan dan kebutuhan pendidikan anak.
B.
Tujuan
dan Arah Asesmen Anak Tunadaksa
Penyelenggaraan pendidikan bagi anak
tunadaksa pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan, kecerdasan,
keterampilan, dan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan sebagaimana tercantum dalam GBHN.
Arah pendidikan bagi anak tunadaksa
tersebut mempengaruhi pendayagunaan informasi dan data yang dihasilkan dalam
asesmen.
1. Tujuan
asesmen anak tunadaksa
Secara
umum tujuan asesmen bagi anak luar biasa adalah untuk menentukan dan memahami
penampilan individu dan lingkungannya. Tujuan asesmen untuk anak tunadaksa
adalah untuk mengenal dan memahami anak tunadaksa termasuk tentang kemampuan
dan ketidakmampuan anak baik fisik maupun mental dan lingkungannya. (Choiri,
1995)
2. Arah
atau kegunanaan asesmen anak tunadaksa
Menurut
John Silvia & James E. Yssdyke, (1981) dalam Choiri, 1995 kegunaan hasil
asesmen adalah untuk:
a. Skrinning
anak
b. Klasifikasi
atau penempatan anak
c. Perencanaan
program
d. Evaluasi
program
e. Asesmen
kemajuan individu anak
Untuk
anak tunadaksa, kegunaan dari hasil asesmen anak antara lain adalah untuk:
a. Klasifikasi,
identifikasi dan data dasar anak tunadaksa
b. Pembuatan
keputusan program penempatan pendidikan anak
c. Pembuatan
keputusan program rehabilitasi anak
d. Pengembangan
program pengajaran individual anak
Pendek
kata, arah dan kegunaan hasil asesmen adalah untuk usaha-usaha preventif,
kuratif dan evaluatif serta pengembangan anak tunadaksa.
C.
Tempat
melakukan asesmen
Choiri (1995) Pelaksanaan asesmen bagi
anak luar biasa termasuk anak tunadaksa pada umumnya dapat dilakukan pada salah
satu atau beberapa tempat tersebut:
1. Di
sekolah
2. Di
rumah
3. Di
lembaga masyarakat
4. Di
rumah spesialis tertentu
5. Di
laoratorium pendidikan luar biasa
Dalam
hal ini penulis akan melakukan asesmen di sekolah.
D.
Teknik-teknik
asesmen anak tunadaksa
1. Observasi/
pengamatan
2. Wawancara
3. Tes
E.
Hasil
Asesmen Anak Tunadaksa
Dalam hal ini penulis melakukan asesmen di
SLB B/C Waru Sidoarjo, pada anak tunadaksa kelas dasar II dengan menggunakan
teknik observasi dan wawancara, bekerjasama dengan orangtua/wali dan guru kelas
anak. Berikut uraian lebih jelasnya:
I. IDENTITAS
ANAK
Nama
subjek : Hermawan
Jenis
kelamin :
Laki-Laki
Alamat :
Kepuhkiriman dalam, RT 4 RW 1
Agama : Islam
Cita-Cita : TNI
Pendidikan : SLB B/C Al Ashar
Sidoarjo Kelas Dasar II
Anak
urutan ke : 2 dari
3 bersaudara
Orang
tua :
AYAH
Nama :
Suprayitno
Usia : 40
Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat :
Kepuhkiriman dalam, RT 4 RW 1
IBU
Nama : Jumani
Usia : 35
Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat :
Kepuhkiriman dalam, RT 4 RW 1
II.
ASESMEN
KONDISI KECACATAN YANG DIALAMI ANAK
Asesmen
ini dilakukan dengan menggunakan teknik obeservasi atau pengamatan. Secara
visual berikut hasil observasinya:
No
|
Aspek yang diamati
|
Ya
|
Tidak
|
Keterangan
|
1
|
Anggota-anggota
gerak kaku/ lemah/ lumpuh
|
ü
|
|
Anggota gerak sebelah kanan
|
2
|
Kesulitan
dalam gerakan-gerakan: kaku/ tidak lentur/ tidak terkendali
|
ü
|
|
Kesulitan dalam menggunakan anggota
tubuh bagian kanan karena mengalami kekakuan an kelayuan
|
3
|
Ada
bagian-bagian anggota gerak yang tidak lengkap/ tidak sempurna/ lebih kecil
dari biasa
|
|
ü
|
|
4
|
Jari-jari
tangan kaku tidak dapat menggenggam
|
ü
|
|
|
5
|
Kesulitan
waktu berdiri, berjalan atau duduk dan menunjukkan sikap tubuh yang tidak
normal
|
ü
|
|
Tidak adanya keseimbangan sehingga
anak tiidak mampu berdiri dngan sempurna
|
6
|
Gerakan-gerakan
hiperaktif/ tidak tenang
|
|
ü
|
Anak terlihat sangat tenang.
|
III. ASESMEN
RIWAYAT KELAHIRAN ANAK
Asesmen
ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara kepada orang tua anak
tunadaksa.
1. Riwayat
kelahiran
a. Keadaan
ibu sebelum kelahiran sempat mengalami tekanan darah tinggi
b. Saat
kelahiran
1) Lama
kandungan 8 bulan 2 minggu
2) Melahirkan
di rumah
3) Ditolong
oleh orangtua
4) Proses
kelahiran normal
5) Tidak
ada kelainan bawaan yang nampak saat anak lahir, hanya saja pada usia 2 hari
anak mulai kejang-kejang yan mengakibatkan kelayuan pada anggota gerak bagian
kanan.
6) Makanan
pertama yang diberikan ASI
IV. ASESMEN
KEGIATAN KESEHARIAN ANAK
Asesmen ini dilakukan dengan menggunakan teknik
wawancara kepada orangtua anak. Berikut hasil asesmennya:
No.
|
Aspek
yang diamati
|
Penilaian
|
||
Mampu
|
Kurang Mampu
|
Tidak Mampu
|
||
|
Perawatan
diri
|
|
|
|
1
|
Menyisir
rambut
|
ü
|
|
|
2
|
Menggosok
gigi
|
ü
|
|
|
3
|
Menghidupkan/
mematikan kran
|
ü
|
|
|
4
|
Pergi
ke kamar kecil/ WC
|
|
|
ü
|
5
|
Buang
air kecil sendiri
|
|
ü
|
|
6
|
Buang
air besar sendiri
|
|
|
ü
|
|
Kegiatan
makan/ minum
|
|
|
|
1
|
Mengambil
makanan ke piring
|
ü
|
|
|
2
|
Makan
pakai sendok
|
ü
|
|
|
3
|
Menyuap
nasi atau makanan
|
ü
|
|
|
4
|
Minum
dari gelas
|
ü
|
|
|
5
|
Makan/Minum
menggunakan tangan kanan
|
|
|
ü
|
|
Kegiatan
berpakaian
|
|
|
|
1
|
Memakai
pakaian
|
ü
|
|
|
2
|
Membuka
pakaian
|
ü
|
|
|
3
|
Memakai
sendal/sepatu
|
ü
|
|
|
4
|
Mengikat
sepatu
|
ü
|
|
|
5
|
Mengenakan
sabuk
|
|
|
ü
|
V. ASESMEN
PRILAKU ANAK DALAM BERGAUL
Asesmen
ini dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara kepada orangtua dan guru
kelas anak serta melakukan observasi secara langsung.
No
|
Aspek yang diamati
|
Penilaian
|
Ket
|
|
Ya
|
Tidak
|
|||
|
Prilaku
dalam masyarakat
|
|
|
|
1
|
Dapat
berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan masyarakat
|
ü
|
|
|
2
|
Percaya
diri dalam bergaul dengan masyarakat
|
ü
|
|
|
3
|
Tidak
merasa minder bergaul dengan teman-temannya yang normal dalam lingkungan
masyarakat
|
ü
|
|
|
4
|
Tidak
memilih-milih teman dalam bergaul
|
ü
|
|
|
5
|
Bersikap
sopan dan santun dalam lingkungan masyarakat
|
ü
|
|
|
|
Prilaku
dalam keluarga
|
|
|
|
1
|
Mampu
berkomunikasi dengan baik kepada orang tua
|
ü
|
|
|
2
|
Mampu
berkomunikasi dengan baik kepada saudara
|
ü
|
|
|
3
|
Mematuhi
perintah orang tua
|
ü
|
|
|
4
|
Menyayangi
saudara
|
ü
|
|
|
5
|
Bersikap
sopan dan santun kepada orang tua
|
ü
|
|
|
6
|
Iri
dengan keadaan fisik saudaranya yang lain
|
ü
|
|
Anak terkadang menanyakan keadaannya
yang berbeda dengan kakak dan adiknya
|
|
Prilaku di sekolah
|
|
|
|
1
|
Mampu
berkomunikasi dengan guru
|
ü
|
|
|
2
|
Mampu
berkomunikasi dengan teman
|
ü
|
|
|
3
|
Menghargai
pendapat teman dalam belajar
|
ü
|
|
|
4
|
Patuh
pada perintah guru
|
ü
|
|
|
5
|
Sopan
terhadap guru
|
ü
|
|
|
6
|
Santun
dalam bergaul
|
ü
|
|
|
7
|
Tidak
memilih-milih teman dalam bergaul di sekolah
|
ü
|
|
|
VI. ASESMEN KEMAMPUAN KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
No
|
Aspek
yang diamati
|
Mampu
|
Tidak
Mampu
|
Keterangan
|
1
|
Gerakan koordinasi motorik kasar
|
ü
|
|
|
2
|
Gerakan koordinasi motorik halus
|
ü
|
|
|
3
|
Gerakan koordinasi mata dan anggota
tubuh
|
ü
|
|
|
4
|
Keseimbangan duduk
|
|
ü
|
|
5
|
Keseimbangan berdiri
|
|
ü
|
|
6
|
Keseimbangan
berjalan
|
|
ü
|
|
VII.
ASESMEN
KEMAMPUAN ANAK DALAM PEMBELAJARAN
Dalam hal ini untuk
memperoleh informasi mengenai kemampuan anak dalam proses pembelajaran, penulis
melakukan wawancara langsung kepada guru kelasnya, terkait dengan keaktifan
anak dalam pembelajaran, kemampuan membaca dan menulis anak, kesulitan yang
dihadapi anak dalam belajar, serta kecenderungan anak pada salah satu mata
pelajaran. Adapun hasil wawancara dipaparkan sebagai berikut:
1. Di
dalam kelas anak sedikit terlihat tidak nyaman dengan posisi duduknya, hal
tersebut sehubungan dengan kondisi fisik yang dialami oleh anak, dimana anggota
gerak bagian kanan mengalami kekakuan dan kelayuan.
2. Untuk
taraf anak kelas dasar II, anak tersebut telah mampu menulis huruf, suku kata,
kata, dan kalimat dengan baik walaupun dengan menggunakan tangan kiri, akibat
kelayuan dan kekakuan pada anggota gerak bagian kanan.
3. Anak
pun telah mampu membaca dengan fasih dan lancar.
4. Anak
tidak mencolok pada satu mata pelajaran saja, tapi untuk semua mata pelajaran,
anak mampu mengikutinya dengan baik.
5. Anak
aktif dalam pembelajaran, terbukti ketika anak mengajukan pertanyaan terhadap
hal-hal yang tidak dimengerti, begitupun sebaliknya jika guru mengajukan
pertanyaan sebagai umpan balik, anak mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
6. Anak
menunjukkan kemajuan belajar dibandingkan dengan teman-temannya yang lain
sehingga anak bosan ketika guru harus mengulang materi pembelajaran karena
mengejar ketertinggalan teman-temannya.
F.
Analisis
Kebutuhan Anak Tunadaksa Berdasarkan Hasil Asesmen
Berdasarkan hasil asesmen yang telah
diuraikan pada anak tunadaksa kelas dasar II di SLB B/C Al-Azhar Sidoarjo,
mulai dari identitas anak, asesmen masa kelahiran, asesmen perilaku sosial baik
dalam lingkungan masyarakat, keluarga, maupun sekolah, asesmen kemampuan
koordinasi dan keseimbangan, serta asesmen kemampuan pembelajaran anak. Maka
terlihat dengan jelas beberapa kebutuhan yang diperlukan anak dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya agar dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal. Berikut akan diuraikan beberapa kebutuhan anak tunadaksa yang bernama
Hermawan atau lebih akrab dipanggil Wawan, menurut hemat penulis:
1. Dilihat
dari keadaan anggota gerak atas maupun anggota gerak bagian bawah mengalami
kekakuan dan kelayuan pada bagian kanan, maka anak membutuhkan alat bantu untuk
berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain misalnya tongkat maupun kursi
roda, namun karena keterbatasan materi orang tua maka kebutuhan tersebut belum
terpenuhi.
2. Masih
sehubungan dengan keadaan anggota gerak yang mengalami kekakuan dan kelayuan
pada bagian kanan, baik anggota gerak atas maupun anggota gerak bawah, maka
anak juga membutuhkan fisioteraphy untuk melatih kerja anggota gerak yang tidak
berfungsi dengan baik karena kekuan dan kelayuan yang dialaminya.
3. Sehubungan
dengan sikap Wawan yang mulai mempertanyakan perbedaan fisiknya dengan
saudaranya yang lain kepada orang tuanya, maka anak juga membutuhkan layanan
bimbingan konseling untuk mendapatkan bimbingan dalam memahami dirinya sendiri,
menerima keadaan fisiknya, sehingga kelak anak siap menghadapi masa depannya
dengan keterbaasan fisiknya.
4. Sehubungan
dengan cita-cita Wawan yang ingi menjadi seorang TNI, maka dalam hal ini juga
dibutuhkan peran tenaga bimbingan dan konseling, untuk memberikan bimbingan
karier, mengingat keadaan fisik Wawan yang tidak memungkinkan untuk menjadi
seorang TNI. Dengan adanya bantuan tenaga bimbingan dan konseling diharapkan
anak akan ada gambaran karier kedepannya yang sesuai dengan kondisi fisiknya.
5. Masih
sehubungan dengan cita-cita Wawan, maka dalam hal ini Wawan juga membutuhkan
layanan pelatihan keterampilan sejak dini, sebagai modal kedepannya agar dapat
hidup mandiri tanpa terus bergantunng pada orang tua baik secara moral maupun
materil.
6. Sehubungan
dengan kemampuan yang ditunjukkan Wawan dalam proses pembelajaran, yang lebih
maju dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, maka Wawan perlu di buatkan
PPI (Program Pembelajaran Individual) dengan materi yang berbeda dengan
temannya, sehingga kemampuannya tidak terhambat karena menunggu temannya yang
lain yang terkesan agak lambat.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asesmen
adalah merupakan salah satu komponen dalam upaya layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus. Asesmen
memiliki posisi yang amat penting, karena suatu program akan sulit diterapkan
secara tepat jika dalam perencanaannya tidak didahului dengan kegiatan asesmen. Dalam mengembangkan
program pembelajaran atau intervensi, kegiatan asesmen
memerlukan pemahaman dan ketekunan tersendiri. Kita ditutut lebih cermat mengamati segala
kegiatan yang berkaitan dengan bidang yang akan menjadi
sasaran asesmen. Hal ini penting mengingat secara umum anak tunadaksa memiliki karakteristik yang yang beragam dan berbeda satu dengan lainnya.
Berdasarkan
hasil asesmen yang telah dilakukan oleh penulis di SLB B/C Al-Azhar Waru
Sidoarjo dengan subjek yang bernama Hermawan dan lebih akrab dipanggil Wawan
murid kelas dasar II, maka telah ditemukan beberapa kebutuhan subjek asesmen
terkait dengan perilaku sosial dalam lingkungan masyarakat, keluarga maupun
sekolah, kemampuan koordinasi, dan kemampuan dalam proses pembelajaran, antara
lain 1. kebutuhan alat bantu dalam mobilitas yaitu berpindah dari tempat yang
satu ketempat yang lain misalnya tongkat, dan kursi roda, 2. Kebutuhan
bimbingan dan konseling dimaksdkan untuk membantu anak menemukan konsep
dirinya, hingga paa akhirnya anak bisa menerima keadaannya yang dalam hal ini
mengalami kekurangan pada fisiknya, bimbingan juga diharapkan memberi pemahaman
kepada anak akan karier masa depannya yang tentunya terkait dengan keadaan
anak, 3. Kebutuhan pengajaran keterampilan sebagai modal untuk kelak terjun ke
masyarakat sehingga tidak bergantung pada orang tua, 4. Kebutuhan PPI.
B.
Saran
Berdasarkan hasil pemaparan pada bab
pembahasan sebelumnya, maka dalam hal ini penulis menyampaikan beberapa saran
antara lain:
-
Sebelum menentukan program pendidikan
pada anak berkebutuhan khusus termasuk anak tunadaksa maka sebaiknya terlebih
dahulu mencari tau informasi yang relevan dengan keadaan anak anaik dari segi
kelebihan maupun kekurangan, dan hal tersebut dapat diilakukan melalui asesmen.
-
Dalam melaksanakan asesmen, sebaiknya
bekerjasama dengan berbagai pihak msalnya orangtua, guru, keluarga dekat,
maupun masyarakat, agar informasi yang diperoleh betul-betul akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Choiri, Salim. 1995. Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hasil Asesmen Anak Tunadaksa Kelas Dasar
II di SLB B/C Waru Sidoarjo pada Hari Rabu, 21 November 2012. Pukul 09.00 Sampai
Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar