PENGERTIAN FILSAFAT SEPANJANG ZAMAN
Dalam sejarah peradaban manusia dan
perkembangan filsafat sepanjang zamn telah bermunculan banyak sekali defenisi
filsafat yang berbeda-beda dan mungkin cukup membingungkan bagi seseorang dalam
mempelajari filsafat.
Namun walaupun demikian, untuk keperluan studi filsafat ilmu yang seluas mungkin aneka ragam defenisi filsafat itu perlu juga diketahui. Guna memberikan gambaran yang seluas-luasnya mengenai apakah filsafat itu, berbagai perumusan, konsepsi, dan penjelasan dari filsuf-filsuf dan aliran-aliran filsafat sejak zaman lampau sampai masa sekarang akan dipaparkan secukupnya dalam uraian berikut:
Namun walaupun demikian, untuk keperluan studi filsafat ilmu yang seluas mungkin aneka ragam defenisi filsafat itu perlu juga diketahui. Guna memberikan gambaran yang seluas-luasnya mengenai apakah filsafat itu, berbagai perumusan, konsepsi, dan penjelasan dari filsuf-filsuf dan aliran-aliran filsafat sejak zaman lampau sampai masa sekarang akan dipaparkan secukupnya dalam uraian berikut:
1.
Pengertian
semula
Perkataan Inggris philosophy yang
berarti filsafat berasal dari kata yunani “philosophia” yang lazim
diterjemahkan sebagai cinta kearifan. Akar katanya adalah philos (philia,
cinta) dan sophia (kearifan). Menurut pengertiannya yang semula dari zaman
Yunani Kuno itu filsafat berarti cinta kearifan. Namun cakupan pengertian
sophia yang semula itu ternyata tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan
meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan las, kebajikan intelektual,
pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikan dalam
memutuskan soal-soal praktis.
2.
Filsafat
Pytagoras (572-496 sebelum masehi)
Pytagoras mendirikan aliran flsafat
pytagoreanisme yang mengeukakan sebuah ajaran
metafisis bahwa bilangan merupakan intisari dari semua benda maupun dasar
pokok dari sifat-sifat benda. Segenp gejala alam menurut ajaran itu merupakan
pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematik. Filsafat pythagoras
dan mazhab pythagoreanisme dipadatkan menjadi sebuah dalil yang berbunyi
“bilangan memerintah jagad raya”
3.
Aliran
filsafat alam semesta
Menurut filsafat alam semesta atau
kosmos dalam bahasa yunani yang didirikan oleh bapak fisafat Thales (645-546
sebelum masehi) filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk
untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya an kaiddah-kaidahnya.
4.
Pendapat
Socrates (469-399 sebelum masehi)
Menurut pemahaman Socrates filsafat
adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap
asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
5.
Pendapat
Plato (425-347 sebelum masehi)
Dalam konsepsi Plato filsafat merupakan
pencarian yang bersifat spekulatifaau perekaan terhadap pandangan tentang
seluruh kebenaran. Yang kemudian
digolongkan sebagai filsafat spekulatif.
6.
Pendapat
Aristoteles (384-322 sebelum masehi)
Aristoteles memberikan dua macam
defenisi terhadap prote philosophia itu yakni sebagai asas-asas pertama (the science of first principles) dan sebagai
suatu ilmu yang menyelidiki paradaan sebagai peradaan dan ciri-ciri yang
tergolong pada objek itu berdasarkan
sifat alaminya sendiri.
7.
Aliran
filsafat Stoicisme
Bagi para filsuf Stoicisme, filsafat
adalah suatu pencarian terhadap asas-asas rasional yang mempertalikan alam
semesta dan kehidupan manusia dalam suatu kebulatan tunggal yang logis
8.
Pendapat
Marcus Tullius (106-43 sebelum masehi)
Seorang filsuf romawi kuno Cicero yang tergolong sebagai filsuf stoice
meneyebutkan bahwa filsafat adalah ibu dari semua pengetahuan.
9.
Konsepsi
abad tengah
Dalam abad tengah di eropa, filsafat
danggap sebagai pelayan dari teologi, yakni sebagai suatu sarana untuk ntk
menetapkan kebenaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat dicapai oleh akal
manusia.
10. Pendapat Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon mengemukakan bahwa
filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu
11. Defenisi Christian von Wolff
Christian von Wolff (1679-1754) merumuskan filsafat sebagai ilmu tentang hal
yang mungkin bisa ada.
12. Defenisi Georg Wilhelm Friedrich
Hegel (1770-1831)
Hegel mendefinisikan filsafat sebagai penyelidikan tentang suatu
hal dengan menggunakan pemikiran dan perenungan.
13. Pendapat Herbert Spencer (1820-1903)
Menurut Herbert filsafat sebagai
pengetahuan dari generalisasi yang tertinggi derajatnya. Hal tersebut diperkuat
dengan tercakupnya pembahasan tentang tuhan, alam, dan manusia dalam ruang
lingkup filsafat.
14. Pendapat Henry Sidgwick (1839-1900)
Menurut Henry, filsafat sebagai ilmu
tentang ilmu, karena fisafat memeriksa pengertian-pengertian khusus, asas-asas
pokok, metod khas, dan kesimpulan-kesimpulan utama dari suatu ilmu apapun dengan maksud untuk mengkoordinasikan
semuanya dengan hal-hal yang serupa dari imu-ilmu lainnya.
15. Pendapat Bertrand Russell
(1872-1970)
Filsafat sebagai suatu kritik terhadap
pengetahuan, karena filsafat memeriksa secara kritis asas-asas yang dipakai
dalam ilmu dan dalam kehidupan sehari-hari, dan mencari sesuatu ketakselarasan
yang dapat terkandung dalam asas-asas.
16. Pendapat Wilhelm Winderlband
(1848-1915)
Wilhelm berpendapat bahwa filsafat
adalah pengujian terhadap praanggapan-praanggapan seseorang, karena intisari
sesungguhnya dari filsafat ialah memeriksa secara mendalam
praanggapan-praanggapan pokok dalam
ilmu-ilmu khusus dan kehidupan sehari-hari.
17. Pendapat J. A. Leighton
Filsafat yang lengkap meliputi sebuah
pandangan dunia atau konsepsi yang beralasan tentang seluruh alam semesta dan
sebuah pandangan hidup atau ajaran berbagai nilai, makna, dan tujuan kehidupan
manusia.
18. Pendapat Unamuno Y Jugo (1864-1936)
Filsafat pada dasarnya adalah ilmu
bahasa, karena bahasa merupakan sesuatu yang memberikan kenyataan kepada manusia
dan bukannya sekedar alat perantara dari kenyataan. Suatu bahasa adalah suatu potensi filsafat.
19. Pendapat John Dewey (1858-1952)
Filsafat sebagai suatu sarana untuk
melakukan penyesuaian-penyesuaian antara
al-hal yang lama dengan yang baru dalam suatu kebudayaan. Dewey lebih suka
menyebut alliran filsafatnya instrumentalisme yang dasarnya ialah pengalaman.
Filsafat haruslah dari dan untk pengalaman sehari-hari serta bertalian dengan masalah-masalah
praktis dan urusan-rusan kemanusiaan.
20. Defenisi Alfred North Whitehead
(1861-11947)
Filsafat sebagai suatu sikap budi rohani
terhadap ajaran-ajaran yang diterima begitu saja oleh setiap orang tanpa
memahami maknanya yang sesungguhhnya.
Sikap yang bercorak filsafat merupakan suatu usaha sungguh-sungguh untuk
memperluas pemahaman tentang ruang lingkup penerapan setiap pengertian yang
terdapat dalam pemiiran manusia dewasa ini.
21. Raymond F. Piper dan Paul W. Ward
Filsafat sebagai suatu penafsiran yang
kritis dan tuntas mengenai hal-hal yang nyata dan ideal serta mengenai nasib
manusia sebagaimana terliba di dalamnya
22. Tokoh pendiri aliran filsafat
empirisme Logis Moritz Schlick (1888-1936)
Filsafat harus didefenisikan sebagai
kegiatan mencari arti, karena filsafat merupakan suatu aktivitas mental yang
menjelaskan gagasan-gagasan dengan mlakukan analisis untuk menemukan arti dari
semua persoalan dan pemecahannya.
23. Filsuf penganut aliran filsafat
idealisme oobjektif William Ernest Hoocking (1873-1966)
Filsafat pertama-tama adalah pemeriksaan
terhadap keyakinan-keyakinan yang dengan itu seseorang hidup. Usaha ntuk
melakuka kritik terhadap keyakinan-keyakinan itu mendorong seseorang pada suatu
keyakinan menyeluruh tentang dunianya sehingga filsafat menjadi penafsiran umum
dari pengalaman.
24. John Macmurray
Filsafat sebagai suatu usaha untuk
memahami perbedaan antara hal yang nyata dengan yang tak nyata, atau dengan
perkataan lain untuk memahami kenyataan .
25. Federigo Enriques
Filsafat sebagai suatu kecenderungan
dari budi rohani manusia ke arah kesatuan dan keumuman dalam bidang pengetahuan
dan bidang tujuan.
26. Pendukung aliran filsafa realistik
John Wild
Pendukung aliran ini mendefenisikan
filsafat sebagai usaha untuk memahai fakta-fakta paling pokok tentang dunia
yang kita diami dan sejauh mungkin menerangkan fakta-fakta itu
27. Lewish White Beck
Ia menyatakan bahwa filsafat telah
didefenisikan sebagai suatu usaha yang gigih untuk memikirkan hal-hal sampai
tuntas. Hal-hal yang harus dipikirkan dan ditemukan ialah ciri-ciri umum dan
realiatas, pentingnya pengalaman manusiawi, dan kedudukan manusia dalam alam
semesta sebagai suatu kebulatan.
28. Sejarahwan Filsafat W. T. Jones
Sejarahwan ini merumuskan flsafat
sebagai pencarian abadi terhadap kebenaran, suatu pencarian yang tak
terhindarkan gagal namun tak pernah terkalahkan, yang terus menerus menghindari
kita namun senantiasa membimbing kita.
29. Tokoh aliran filsafat bahasa
sehari-hari George Edward Moore (1873-1958)
Tokoh ini beranggapan bahwa flsafat
adalah suatu pelukisan mum tentang keseluruhan alam semesta.
30. Penganut filsafat Thomisme Jacques
Maritain (1883-1973)
Filsafat adalah ilmu yang dengan cahaya
alamiah dari akal menelaah sebab-sebab pertama atau asas-asas tertinggi dari
sema hal dengan perkataan lain, ilmu mengenai hal-hal dalam sebab-sebabnya yang
pertama sejauh hal itu tergolong pada tertib alam.
31. Ernest Nagel
Ia merumuskan filsafata sebagai suatu
lasan kritis terhadap keberadaan dan
terhadap tuntutan-tuntutan kita memiliki pengetahuan tentang hal itu.
32. Stuar Hampshire
Filsuf ini menganggap filsafat sebagai
suatu penyelidikan bebas terhadap batas-batas pengetahuan manusia dan terhadap
penggolongan-penggolongan paling umum yang dapat diterapkan pada pengalaman dan
kenyataan.
33. James L. Jarrett
Tokoh ini menegaskan bahwa filsafat
adalah terutama kegiatan yang bersifat menjelaskan tentang berbagai arti
perkataan-perkataan, konsep-konsep, kategori-kategori, dan cita-cita.
34. Peter Winch
ia mendefinisikan filsafat sebagai suatu
penyelidikan terhaap sifat alami dari pengetahuan manusia tentang
kenyataan dan terhadap perbedaan yang
dibuat oleh kemungkinan pengetahuan seperti itu pada kehidupan manusia .
35. Jose Ferrater Mora
Filsuf ini mendefinisikan filsafat
sebagai suatu sudut pandang terhaap semua sasaran yang mungkin sejauh itu
merupakan sasaran-sasaran dari penyelidikan ilmiah, dari keprcayaan agama, dari
kegiatan seni, dari pengalaman bersama, dan seterusnya.
36. Theodore Brameld
Ia merumuskan filsafat sebagai usaha yang
gigih dari orang –orang biasa maupun orang-orang cerdik pandai untuk membuat
kehidupan sedapat mungkin dapat dipahami dan bermakna.
37. Edgar Sheffield Brightman
Filsuf
ini mendefinisikan filsafat sebagai pemikiran yang tertuju pada kekonkretan
yang sebesar-besarnya atau pemikiran yang beruusaha menemukan kebenaran yang
saling bertalian mengenai segenap pengalaman yang ada.
38. William P. Alston
Tokoh ini menegaskan bahwa para filsuf
aliran filsafat analitik dewasa ini
mempertahankan filsaat sebagai analisis kritis mengenai konsep-konsep
dasar yang dengan perantara itu orang berfikir
tentang dunia dan kehidupan manusia.
39. Hunter Mead
Ia memberikan defenisi Filsafat sebagai kgiatan yang dengannya orang-orang
berusaha memahami sifat alami dari alam semesta, sifat alami dari mreka
sendiri, dan hubungan-hubungan antara dua bagian yang paling pokok dari pengalaman kita itu.
40. Robert Paul Wolff
Filsuf ini menerima defenisi filsafat
sebagai perenungan sistematik dari budi rohani terhadap ukuran-ukuran pemikiran
yang benar dan tindakan yang benar yang dipergunakan dalam semua kegiatannya.
41. Gerald Runkle
Ia secara singkat menjelaskan bahwa
filsafat sebagai sebuah kegiatan adalah pencarian terhadap pemahaman . sasaran
pemahaman itu ialah sesuatu segi apapun dari alam semesta karena filsafat
mencari pengetahuan tanpa pembatasan.
42. Harold H. Titus
Tokoh ini mermuskan filsafat sebagai
suatu proses perenungan dan pengkritikan terhadap keyakinan-keyakinan kita yang
dianut paling dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar