Alhamdulillah... Aku telah menyelesaikan studi program pasca
sarjanaku dengan baik dan memuaskan, tibalah saatnya kembali ke kampung
halaman. Mengetahui hal tersebut dirimu langsung menawarkan diri untuk
menjemput di bandara, tentu aku canggung, aku malu, dan yang pasti itu hal yang
mustahil rasanya. Tapi dirimu tetap bersikeras untuk menjemput, berbagai
macam
cara kamu lakukan agar aku mengiayakan penawaranmu termasuk meminta ijin
langsung kepada kedua orangtuaku. Setelah diskusi bersama orang tua, akhirnya
kami memutuskan untuk menerima niatan baikmu. Tapi disisi lain perasaanku
berkecamuk tak menentu, bagaimana nanti aku berekspresi saat kita bertemu, lama
tak bersua bagaimana aku bisa mengenalimu.. dag—dig—dug detak jantungku mulai
saat itu berirama tak menentu.. tenang
saja,, dirimu tidak sendiri, ada mama yang mendampingi.. (bisikku menenangkan
pada diri)
Tibalah harinya...
Kurang lebih seminggu setelah prosesi wisuda, aku dan mama bertolak
ke sulawesi, jadwal keberangkatan kami sekitar pukul 22.00 WIB dari bandara
Juanda Surabaya dan sampai sekitar pukul
00.30 di bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Setelah mengambil bagasi yang
seabrek, kami menuju pintu keluar, dirimu terus saja menelpon memantau posisi
kami mulai dari sebelum kami berangkat sampai kami tiba di Makassar agar dirimu
bisa memperkirakan waktu tuk menjemput kami.
kakiku terasa kaku melangkah menuju pintu keluar,, wajah kusamku serasa
semakin kusam dan salah tingkah.. terselip rasa malu dan tidak siap bertemu dengan
sosoknya, mungkin saja aku tidak mengenalinya lagi.. aku menggoda mama agar
mama yang mencari sosoknya saat kita tiba di luar karena mamalah yang pernah
ketemu sebelumnya saat momen hari raya idul adha.. namun mama juga hanya bisa
berekspresi setengah meyakinkan.
Sembari mendorong troli berisi koper dan beberapa kardus,, aku hanya
bisa menunduk tidak berani menatap kedepan, kupercayakan mama yang bisa
mengenalinya.. tiba-tiba sebuah tangan berwarna coklat tua menghentikan
troliku, aku kaget refleks kudongakkan kepala memandang pemilik tangan yang telah
berani menghentikan troliku.
Kulihat sosok laki-laki yang tinggi kurus, berkulit coklat gelap, wajah
lonjong dihiasi senyum yang lumayan manis dalam pandangku, berpakaian kaos
coklat berkera dipadukan dengan celana jeans..diakah orangnya? Tanyaku pada
diri sembari berusaha membangunkan kembali memori beberapa tahun silam ebrusaha
membayangkan sosoknya saat mengajariku kursus.. belum juga kutemukan sosok
bayangnya dalam ingatku.. tiba-tiba mama menghampiri dan menyapa laki-laki itu
dengan sangat akrab.. PASTI DIALAH
ORANGNYA.. jawabku yakin pada tanyaku sendiri..
Dan benar saja.. tanpa sepatah kata padaku, dia langsung mengambil
alih troli dari tanganku dan mendorongnya menuju mobil yang sudah disiapkan tuk
menjemput kami.. kubiarkan ia berlalu membawa troli itu.. aku mengikuti di
belakangnya, sambil tersenyum tak percaya kejadian ini, diriku serasa berada di
layar TV memainkan sebuah judul FTV.. ehhehe..
Begitulah kita kembali bertemu, dan saat itu kepercayaanku akan
keseriusanmu meningkat jadi 50%
KS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar