….Jam 10.06
WITA, sudah giliranku mengisi perkuliahan,
bisikku dalam hati. Tanpa pikir panjang lagi segera kugopoh tas ransel
berisikan laptop dan beberapa buku yang menjadikan pundakku sedikit merintih
menanggung beban yang lumayan berat.
Mengukir
seuntai senyum sambil melangkah mantap menuju kelas di lantai 2, meninggalkan sejenak
tumpukan tugas mahasiswa yang belum selesai kuperiksa. Namun, Belum lagi
sempurna kubuka pintu ruang meja kerjaku tiba-tiba HPku berdering, kulihat hanya
nomor asing tanpa nama tertera di layar HP yang spontan membuat keningku
berkenyit bingung. “Mungkin saja nomor keluarga di kampung”, pikirku setengah yakin.
Ku angkat saja penggilan dari nomor asing itu, di ujung telepon terdengar suara seorang pria menyapa ramah sembari memperkenalkan diri yang kemudian berbicara panjang lebar menyampaikan maksudnya…
“selamat pagi.. kami dari XL mengucapkan selamat kepada ibu. Nomor
ibu terpilih memenangkan hadiah uang tunai sebesar 10jt rupiah…. Bla.blaa..blaa…blaa…”
Di sela penjelasannya yang sangat antuasias, hanya kujawab “IYA…YA.. OO.. HHMm..YA” dengan nada dingin menunjukkan ketidak tertarikanku.. “pasti ini hanya modus penipuan” yakinku 1000%.. namun, sikap dinginku sama sekali tidak menyurutkan tekadnya tuk menipuku, malah penjelasannya semakin menjadi-jadi dan terus berulang yang alhasil membuatku mumet..
Terlintas dalam benak, ingin langsung memutuskan sambungan telpon, tapi tentu itu tidaklah sopan walau jelas bagiku dia tak lebih dari seorang penipu. Tapi bukankah penipu juga berhak mendapatkan perlakuan yang baik? Hehe..
“mas, maaf ya…. Tapi sekarang saya sudah harus masuk kelas,
sudah waktunya ngajar”, kataku menyopankan diri..
;), namun lelaki yang kupanggil dengan sebutan mas itu setengah merintah
meminta sedikit waktuku..
“Ghhghg.. (menghela nafas panjang) OK,, gini aja.. hadiah sebesar 10jt rupiah itu untuk mas saja, atau disumbangin ke panti asuhan dan orang-orang yang membutuhkan” , kataku dengan sedikit tegas. “ibu tidak menginginkan hadiahnya?” Tanyanya dengan nada yang tak lagi bersemangat setengah putus asa. “YA”, jawabku singkat. Tuutt..tuutt..tuuutt.. seketika sambungan telpon terputus..
Kasihan.. penipu itu salah sasaran.. pikirku lucu menggelengkan kepala mengumbar senyum bangga penuh kemenangan sambil berjalan dengan langkah panjang menuju kelas… ;)
Banjarmasin, 04042015
*KS*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar