BERAWAL DARI GEMURUH...

Suara gemuruh di malam itu, memecah konsentrasiku dalam sebuah ruang yang dipadati rak buku.. Suara gemuruh itu mengagetkanku, secara refleks kuangkat pandanganku ke langit-langit ruang perpustakan, mencari-cari kebenaran, apakah yang kudengar tadi adalah suara gemuruh??? 

Kulepas kaca mata minusku yang selalu menghiasi kedua mataku, kutinggalkan sejenak aktivitas membaca buku yang sangat menjenuhkan, kulirik orang-orang di sebelah kiri dan kananku, bermaksud ingin bertanya meluruskan rasa penasaranku akan sumber suara yang baru saja ku dengar.. namun.. ternyata mereka semua masih sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.. bapak-bapak paru baya yang tepat duduk disamping kananku, dengan kacamata yang diletakkan di ujung hidungnya, kepala yang digerakkan ke kiri ke kanan mengikuti tulisan yang sedang dibacanya, dengan kening agak dinaikkan namun sekali-kali dia pun mengangguk-anggukan kepala, mungkin telah menemukan titik terang dari ketidak mengertiannya..

Lain lagi dengan pemuda yang duduk di samping kiriku, dengan headseat di telinga, sambil membaca buku tebal yang ada di hadapannya ia pun mengangguk-anggukan kepala, nah kalau yang ini saya tidak mengerti, dia mengangguk karena mengerti dengan apa yang ia baca atau anggukannya itu mengikuti musik yang sedang ia dengar,, hhgghghg.. mungkin ini nih yang dikatakan gaya belajar soliter verbal. Pandanganku pun tak lepas dari seorang ibu dengan wajah teduh duduk di kursi paling pojok sebelah kiri didepanku, dengan beberapa buku dan tesis di depannya, ia terlihat lincah membuka lembar demi lembar halaman buku yang dia pegang, terlihat bola matanya dengan seksama memperhatikan kata demi kata. Sesaat ia tersenyum mengangguk mantap mungkin ia menemukan sesuatu yang pas dari apa yang ia baca, segera ia menarikan jemarinya di keyboard laptopnya, sesekali ia memandangi layar persegi yang ada didepannya itu, sekedar memeriksa ejaan setiap kata yang ia ketik...

Hhhhhgggg... ku menghela nafas panjang sambil tersenyum, kuambil kembali kacamataku dan memakainya, belum sempat kubuka kembali buku yang kupegang, kembali aku dikagetkan dengan sebuah suara, suara yang terasa sangat dekat, suara yang kali ini ku yakin bukan suara gemuruh.. rasa penasaran kembali menyapaku, ku pasang pendengaranku baik-baik,, benar saja suara itu adalah suara dengkuran bapak-bapak dengan kumis tebalnya yang melintang, duduk tidak jauh dari ibu tadi.. kembali kuperhatikan bapak itu, buku dengan cover berwarna biru tetap dalam genggaman jari-jari hitamnya, namun buku itu tidak lagi terbuka melainkan telah tertutup tanpa bapak itu sadari, punggung yang direbahkan di sandaran kursi dengan kepala menengadah ke langit-langit, mata tertutup, mulutnya sedikit terbuka,,, sekilas wajah bapak itu terlihat sangat letih, mungkin karena seharian di sibukkan dengan segudang aktifitas (fikirku dalam hati).. ku tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala terkesan dengan beberapa penemuanku malam ini.. hehhe

Kembali kulanjutkan aktivitas membacaku yang tadi terhenti, dengan membaca memindai maka tidak butuh waktu yang lama menyelesaikan bacaan dalam satu halaman, halaman demi halaman pun telah kubaca, ditengah—tengah keasyikanku,, tiba-tiba...
Rrrrgggggggrgrg...rrgggrggr... gemuruh itu kembali memperdengarkan suaranya, tapi kali ini suaranya jauh lebih besar... maka seketika suasana yang tadinya hening menjadi riuh.. semua pengunjung buyar dari keseriusannya, bahkan bapak-bapak yang tadinya tertidur pulas pun jadi terbangun, entah terbangun karena suara riuh dalan ruangan atau karena suara gemuruh yang menggelegar?? Entahlah...

Tapi ternyata, pemuda yang asyik membaca sambil mendengarkan musik di samping kananku ini, terlihat terheran-heran dengan tingkah orang-orang disekitarnya, yang tadinya semua pada duduk manis membaca kini menjadi banyak gerak, ada yang berdiri, ada yang mengembalikan buku, ada yang bersiap untuk pulang.. segera ia melepaskan headseat yang sedari tadi melekat ditelinganya, menoleh padaku sambil tersenyum heran bertanya “ada apa mbak???”.... hghghg.. ya ampuuunnn... ternyata belum sadar juga (kataku dalam hati), sambil tersenyum ku jawab pertanyaannya, mengobati rasa penasarannya.. “tadi terdengar suara gemuruh mas, sepertinya sebentar lagi akan hujan”.. oh ya??? Responnya kaget,, segera ia membereskan semua buku yang ada didepannya dan bersiap pulang..

Kupandangi jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku, waktu menunjukkan pukul 20.05,, sementara perpustakaan tutup pukul 21.00, rasanya masih ingin ku berada di ruang ini, ruang yang memberiku ketenangan, ruang yang membuatku sedikit mampu melupakan getirnya hidup.. namun ku khawatir kalau-kalau bener sebentar lagi akan turun hujan deras,, segera ku kembalikan buku yang sudah kubaca di raknya masing-masing.. kuambil tas ransel hitamku di loker penitipan barang, kulangkahkan kaki keluar dari ruang perpustakaan ini.

Handphoneku berdering, ternyata SMS dari teman menawarkan tuk menjemputku pulang, sepertinya dia khawatir jika aku harus pulang dengan berjalan kaki.. tapi kutolak dengan halus tawaran itu, lagian di luar hujan tidak begitu deras, hanya gerimis tipis yang berjatuhan.. kutelusuri jalan dengan langkah santai, menikmati hembusan angin sepoi-sepoi, diterangi lampu jalan, kuterobas malam, menembus gerimis yang menjadikan tanah pijakanku  basah hingga mengeluarkan aroma tanah yang cukup menyegarkan. Pada angin, pada malam, pada hujan, kudendangkan keluh kesah dan harapanku,, kelak mereka kan menjadi saksi perjalananku hingga meraih kesuksesan... pepohonon di sepanjang trotoar hanya diam termangu, seakan ikut larut dalam ceritaku...


********
surabaya, 01112013
mirnawati