SWEET EXPERIENCE IN THAILAND


        Saat ini, saya melanjutkan studi di salah satu universitas negeri di Surabaya,  salah satu program rutin yang diadakan program studi pilihanku adalah mengikuti konfrensi internsional di Thailand yang merupakan wujud kerjasama dengan negara tetangga dalam bidang pendidikan. Konferensi itu lebih di kenal dengan ICER (international Conference education research)..
        Alhmdulillah, Allah memberiku rezki dan peluang untuk mengikuti konfrensi tersebut,, yaahhh konferensi internasional dimana kami tidak hanya sebagai peserta tapi juga sebagai presenter... sebelumnya, saya dan teman-teman mengirimkan abstrak penelitian via email yang kemudian di seleksi oleh panitia pelaksana di Thailand, alhmdulillah, selang beberapa hari kemudian mendapat balasan lansung dari panitia ICER yang menyatakan bahwa abstrak kami diterima dan juga sudah di lampirkan jadwal presentasinya..
        Perasaan bercampur aduk jadinya,, senang karena mendapat peluang, tapi rada takut juga soalnya ini adalah pengalaman pertama menjadi presenter dalam konferensi internasional yang tentunya dalam melakukan presentasi kita dituntut  menggunakan bahasa asing (bhs Inggris), karena peserta yang hadir dari berbagai kalangan, tidak hanya dari negara asia tapi juga dari negara amerika dan eropa.
        Singkat cerita, hari bersejarah itu datang juga, tepatnya pada hari sabtu 14 September 2013,, yaahhh.. hari itu sangat menegangkan bagiku, kumasuki ruangan dengan perasaan tak menentu, jantung berdetak jauh lebih kencang dari biasanya, keringat dingin tak terelakkan lagi.. haha memang sedikit lebay tapi itulah kenyataannya. di tambah lagi saat penampil pertama seorang professor bersama dua orang timnya dari Amerika, mereka melakukan presentasi dengan sangat memukau, hanya sedikit yang bisa kutangkap mengenai bahan presentasinya, maklum kemampuan bahasa inggrisku masih di bawah standar dan mereka berbicara cas cis cus, kurang lebih isi presentasinya membahas mengenai perhatian pemerintahan di amerika mengenai akses bagi anak tunadaksa.
        Kini giliran presenter kedua, presenter kedua ini merupakan seorang dosen dari Indonesia, penampilannya cukup menenangkanku karena ternyata kemampuan bahasa inggrisnya juga biasa-biasa saja, bahkan yang cukup menggelitik di akhir presentasinya, dengan polos dan sedikit terbata-bata keluar ucapan dari mulutnya “I can not speak in english, so i hope no questions” audiens yang hadir hanya tertawa mendengarnya dan kemudian di tutup dengan tepuk tangan.
        Next presentation, moderator memanggil namaku dan mempersilahkanku mempresentasikan bahan penelitianku.. keningku sempat mengernyik soalnya namaku terdengar sangat aneh di buat oleh moderator itu..   hhhmmm,, ku tarik nafas dalam-dalam, mencoba lebih rileks, walau sesungguhnya diriku sendiri tidak mampu membayangkan bagaimana wajah nervousku saat itu.. heehe..
kutampilkan slide power point presentasiku, dengan sedikit santai terlebih dahulu kuucapkan terimakasih atas kesempatan yang diberikan, lalu kupandangi wajah setiap audiens yang hadir, dengan membaca setiap slide power point, ku presentasikan bahan penelitianku tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman anak tunadaksa melalui strategi PQ4R, sekali-kali ku membaca sambil melihat wajah audiens, kini sedikit lebih tenang. Kuakhiri presentasiku dengan mengucapkan thank you, any quetions??? Lagakku memberi kesempatan kepada audiens untuk bertanya, padahal hati kacilku berdoa semoga saja tidak ada pertanyaan dari audiens,,, hahahha.. ada beberapa pertanyaan sih, tapi alhamdulillah bisa terjawab dengan terbata-bata... heheh..
        presentasiku terbilang cukup sukses, disabut tepuk tangan dari audiens,, hatikupun langsung berbunga-bunga jadinya. DosenQ yang sedari tadi memperhatikan dan turut menjadi audiens langsung menjabat tanganku dan memberi ucapan selamat.
J J  sungguh pengalaman sanagat berharga dan tak akan pernah terlupakan..



       

 surabaya, 20 septembe 2013
 ks

Tidak ada komentar: