PERTEMUAN KEMBALI (4)


Alhamdulillah... Aku telah menyelesaikan studi program pasca sarjanaku dengan baik dan memuaskan, tibalah saatnya kembali ke kampung halaman. Mengetahui hal tersebut dirimu langsung menawarkan diri untuk menjemput di bandara, tentu aku canggung, aku malu, dan yang pasti itu hal yang mustahil rasanya. Tapi dirimu tetap bersikeras untuk menjemput, berbagai
macam cara kamu lakukan agar aku mengiayakan penawaranmu termasuk meminta ijin langsung kepada kedua orangtuaku. Setelah diskusi bersama orang tua, akhirnya kami memutuskan untuk menerima niatan baikmu. Tapi disisi lain perasaanku berkecamuk tak menentu, bagaimana nanti aku berekspresi saat kita bertemu, lama tak bersua bagaimana aku bisa mengenalimu.. dag—dig—dug detak jantungku mulai saat itu berirama tak menentu.. tenang saja,, dirimu tidak sendiri, ada mama yang mendampingi.. (bisikku menenangkan pada diri)

Tibalah harinya...
Kurang lebih seminggu setelah prosesi wisuda, aku dan mama bertolak ke sulawesi, jadwal keberangkatan kami sekitar pukul 22.00 WIB dari bandara Juanda Surabaya dan sampai sekitar  pukul 00.30 di bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Setelah mengambil bagasi yang seabrek, kami menuju pintu keluar, dirimu terus saja menelpon memantau posisi kami mulai dari sebelum kami berangkat sampai kami tiba di Makassar agar dirimu bisa memperkirakan waktu tuk menjemput kami.

kakiku terasa kaku melangkah menuju pintu keluar,, wajah kusamku serasa semakin kusam dan salah tingkah.. terselip rasa malu dan tidak siap bertemu dengan sosoknya, mungkin saja aku tidak mengenalinya lagi.. aku menggoda mama agar mama yang mencari sosoknya saat kita tiba di luar karena mamalah yang pernah ketemu sebelumnya saat momen hari raya idul adha.. namun mama juga hanya bisa berekspresi setengah meyakinkan.
Sembari mendorong troli berisi koper dan beberapa kardus,, aku hanya bisa menunduk tidak berani menatap kedepan, kupercayakan mama yang bisa mengenalinya.. tiba-tiba sebuah tangan berwarna coklat tua menghentikan troliku, aku kaget refleks kudongakkan kepala memandang pemilik tangan yang telah berani menghentikan troliku.

Kulihat sosok laki-laki yang tinggi kurus, berkulit coklat gelap, wajah lonjong dihiasi senyum yang lumayan manis dalam pandangku, berpakaian kaos coklat berkera dipadukan dengan celana jeans..diakah orangnya? Tanyaku pada diri sembari berusaha membangunkan kembali memori beberapa tahun silam ebrusaha membayangkan sosoknya saat mengajariku kursus.. belum juga kutemukan sosok bayangnya dalam ingatku.. tiba-tiba mama menghampiri dan menyapa laki-laki itu dengan sangat akrab.. PASTI DIALAH ORANGNYA.. jawabku yakin pada tanyaku sendiri..

Dan benar saja.. tanpa sepatah kata padaku, dia langsung mengambil alih troli dari tanganku dan mendorongnya menuju mobil yang sudah disiapkan tuk menjemput kami.. kubiarkan ia berlalu membawa troli itu.. aku mengikuti di belakangnya, sambil tersenyum tak percaya kejadian ini, diriku serasa berada di layar TV memainkan sebuah judul FTV.. ehhehe..

Begitulah kita kembali bertemu, dan saat itu kepercayaanku akan keseriusanmu meningkat jadi 50%

KS

Tidak ada komentar: